• Apr 27, 2025

Materi Nilai Dasar Pergerakan (NDP) MAPABA PMII Komisariat Tribakti


NILAI DASAR PEGERAKAN (NDP)*

A. Historisasi nilai dasar pergerakan (NDP)
Pergerakan mahasiswa islam di Indonesia (PMII) sebagai oraganisasi kemahsiswaan berusaha menggali nilai-nilai moral yang lahir dari pengalaman dan keberpihkan insan warag pergerakan dalam bentuk rumusan-rumusan yang di beri nama Nilai Dasar Pergerakan (NDP).

Secara Historis, NDP PMII mulai terbentuk pasca independensi PMII ketika Mukernas III di bandung (1-5 Mei 1976) pada saat itu penyusunan NDP masi berupa kerangkanya saja, lalu diserakan kepada tim PB PMII. Namun hingga menjelang kongrres PMII VIII di bandung, penyusunan tersebut belum dapat diwujudkan. Hingga akhirnya saat kongres MPII VIII di bandung (16-20 Mei 1985) menetapakan penyempurnaan rumusan NDP dengan surya aharma ali sebagai ketua Umum nya, penyempurnaan ini berlangsung hingga 1988. Selanjutnya peda tangal 14-19 september 1988 ketika kongresIX PMII, NDP mulai disalahkan di Surabaya.
NDP ini merupakan tali pengikat ( kalimatun sawa)yang mempertemuka semua warga pergerakan dalam ranah dan semanagat perjuanagan yang sama seluruh anggota dan kader PMII harus memahami dan menginternalisasikan nasional yang lebih luas, debgan melakukan keberpihkan yang nyata melawan ketidak adialan, kesewenangan, kekerasan, dan tindakan-tindaka negative lainnya.

Ati NDP
NDP merupakan nilai-nilai secara mendasar, yang merupaka sublimasi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dengan kerangka pemahaman Ahlusunnah waljamaah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arah mendorong, serta pengerakan PMII yang dimaksud nilai-nilai keislaman yang di sisni adalah kemerdekaan/al-huriyah, persamaan/al-musawa, keadialan adalah, toleran/ tasamuh, damai/al-sulh, dll ada pun nilai- nilai keindonesiaan adalah keberahaman suku, agama, budaya, rasa, golongan, bertibu puulau.
Nilai-nilai dasar islam mendasari memberi sepirit dan elan vital pergerakan yang meliputi cangkupan iman (aspek iman) islam (aspek syari’ah) dan ihsan etika dan makhluk sedangkan nilai-nilai keindonesiaan memberi area berpijak bergerak dan memperkaya proses aktualitas dan proses dinamaika pergerakan.

C. Fungsi NDP
1. sumber motivasi ( keramgka ideologis)
NDP menjadi pendorong insan pergerakan untuk berfikir, berbuat dan bergerak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
2. landasan berfikir (kerangka Refleksi)
NDP menjadi landasan berpendapat terhadap persoalan yang dihadapi.
3. Landasan berpijak  (kerangka Aksi)
NDp menjadi landasan setiap gerakan langkah dan kebijakan yang harus dilakukan oleh insan pergerakan dalam membela kaum lemah.

D. kedudukan NDP
1. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktifitas pergerakan
2. NDP menjadi pusat argumentasi dan mengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap, dan bertindak dalam aktivitas pergerakan.Oval: 40

E. Rumusan NDP
1. Tauhid
Meng-esakan Allah merupakan nilai yang asasi dalam sejara agama samawi, didalamnya telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia, hal ini terkandung dalam surat Al-ikhlas 1-4 dan Al-albaqoroh:130-131.
Allah dalah esa dalam segala totalitas, dzat, sofat dan perubahan Alah.Keyakina seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih tinggi didalam semesta. Serta merupakan manifestasi dari keyakinan yang ghaib, oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak yang melandasi, memadu, dan menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, pengawasan lewat inan, dan perwujudan lewat perbuatan, PMII harus mampu melarutkan dan meneteskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga merambah diseklilinganya.
2. Hubunggan manusia dengan Allah (hablum min Allah)
Allah dan pencipta alam semesta, dia meciptakan manusia dengan sebaik-baiknya kejadian dan menganugrahkan kedu dukan yang terhormat kepada manusia terhdap penciptanya sekaligus.Kedudukan di tandai itu dengan pemberian daya nalar berfikir, kemampuan berkreasi, dan kesadaran moral. Potensi itulah manusia memerankan fungsi sebagi kholifah Fi al ard dan hamba Allah, hal ini terkandung dalam surat Al-an’am:165: sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan ketentuannya (Az-Dzariat 56) untuk itu mnusia dilengapi dengan kesadaran moral yang hrus selelu di rawat.
Dengan demikian, dalam kedudukan sebagai manusia ciptaan Allah, terdapat pola hubunggan manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasari pada kedudukan manusia sebagai kholifah dan sebagi hamba ciptaan Allah, hubungan manusia dengan manusia (Hablu min nanas)

Tidak ada suatu yang lebih antara satu dengan yang lainnya dihadapan Allah kecuali taqwa, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekeurangan, karena kesadaran ini manusia harus saling menolong, saling menghormati, bekrja sama menasehati, dan saling mengajak kepada keberanian demi kebaika bersama, ahal ini terkandung dalm surat Al-Hujurat.
Nilai-niali yang dkembangkan dalam hubungan antara manusia tercakup dalam persaudaraan umat islam, perilaku ersaudaraan ini harus memempatkan insan untuk diri dan lingkungan nya.
3. hubungan manusia dengan alam (hablum mi’a a’lam)

Alam semesta adalah ciptaan Allah. Dia menentuka kadar dan hukum-hukumnya, alam juga menunjukan tanda-tanda kebenaran, sifat dan perbuatan Allah, Allah menduduka Alam untuk manusai,da buka sebaliknya. Jika hal ini terjadi dengan sebaliknya, maka manusai akan terjebak dalam penghamban kepada alam, Bukan kepada Allah, Allahmencipkakan manusia sebagai kholofah, sesudah sepantasnya manusai menjadika bumi maupun alam sebagi wahan dalam bertauhid dan bukan sebagi obyek ekspolitas, hal ini terkandung dalam surat Al-Qashas:77

Ket: * Materi ini diperoleh dari Modul MAPABA II yang diadakan oleh Rayon Brantas

Posting Komentar

0 Komentar